Wednesday, December 21, 2016

Perkembangan Pembangunan LRT Jakarta

Perkembangan Pembangunan LRT Jakarta

Komitmen pemerintah untuk membuat budaya transportasi terutama di DKI Jakarta dari transportasi menggunakan kendaraan pribadi beralih ke transportasi massal sangat kuat. Hal ini sangat diperlukan untuk mengatasi kemacetan. Untuk mewujudkan komitmen tersebut sebentar lagi Jakarta akan mempunyai moda transportasi massal yang disebut Light Rail Transit atau sering disebut LRT.

Memang jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand dan Singapura, Jakarta sangat ketinggalan karena mereka sudah mempunyai moda transportasi tersebut dan bahkan sudah menjadi budaya mereka beralih ke moda transportasi massal. Untuk itu pemerintah dibawah Presiden Joko Widodo berkomitmen kuat untuk mengejar ketertinggalan tersebut untuk membuat transportasi massal yang aman, nyaman dan murah agar Indonesia terutama kota besar seperti Jakarta bisa mempunyai transportasi massal berbasis rel, salah satunya adalah LRT.

LRT yang digarap Adhi Karya untuk tahap pertama dengan total lintasan 42,1 km mencakup Cibubur-Cawang 13,7 km, Cawang-Dukuh Atas sepanjang 10,5 km dan Bekasi Timur-Cawang 17,9 km menggunakan dana APBN. Kontrak proyek LRT tahap pertama diperkirakan senilai Rp 20 triliun. LRT tahap pertama targetnya baru diselesaikan pada kuartal I-2018. Presiden Jokowi memuji perkembangan proyek ini yang berjalan pesat semenjak groundbreaking 9 September 2015 lalu.

Perkembangan Pembangunan LRT Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga menggagas pembangunan LRT, rencananya meliputi tujuh koridor Kebayoran Lama-Kelapa Gading (21,6 kilometer), Tanah Abang-Pulomas (17,6 kilometer), Joglo-Tanah Abang (11 kilometer), Puri Kembangan-Tanah Abang (9,3 kilometer), Pesing-Kelapa Gading (20,7 kilometer), Pesing-Bandara Soekarno-Hatta (18,5 kiloemter), dan Cempaka Putih-Ancol (10 kilometer).

Pada fase satu pembangunan LRT DKI Jakarta diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 5 triliun, sudah dikucurkan untuk Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) sebesar Rp 1,5 triliun pada 2015 dan dalam APBD tahun anggaran 2016 sebesar Rp 2,95 triliun. Kedua proyek LRT DKI Jakarta dan Adhi Karya akan dikawinkan menjadi transportasi massal masa depan di Jabodetabek, selain MRT Jakarta.

Jakpro akan memproritaskan pembangunan LRT DKI Jakarta untuk fase satu sepanjang 5,9 Km antara Velodrome-Rawamangun hingga Depo LRT Kelapa Gading. Koridor ini, akan melintasi sebanyak 6 stasiun LRT layang. Keenam stasiun tersebut yakni stasiun Velodrome, stasiun Pacuan Kuda, stasiun Pulomas, stasiun Kelapa Gading Boulevard, stasiun Mall Kelapa Gading dan stasiun Depo LRT.

Pengguna jalan yang melintas di Jalan Velodrome, Pulo Gadung, Jakarta Timur akan menjumpai deretan dinding pembatas yang terbuat dari beton dan seng yang terjajar rapi.

Perkembangan Pembangunan LRT Jakarta



Dinding pembatas tersebut adalah penanda adanya pekerjaan proyek Light Rail Transit (LRT) dalam kota yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini tengah masuk dalam tahap investigasi tanah atau pengerjaan penelitian tanah untuk pembangunan pondasi.

Koridor perdana yang akan dibangun untuk LRT dalam kota adalah rute Kelapa Gading-Velodrome. Sepanjang jalur di koridor Kelapa Gading-Velodrome, berdiri rambu-rambu peringatan yang memberi petunjuk arah jalan dan imbauan agar berhati-hati saat berlalu lintas saat keluar masuk kendaraan proyek.

Pekerja proyek tengah melakukan soil test atau penelitian tanah menggunakan alat pengeboran untuk mengecek struktur tanahnya. Struktur tanah ini akan menentukan pondasi yang akan digunakan seperti apa, baik bentuknya, ukuran, kedalaman maupun tipenya.

Investigasi tanah ini sendiri telah dilakukan selama kurun waktu tiga bulan terakhir. Hingga medio Desember ini, progress pengerjaannya telah mencapai 80% dari panjang total ruas ini.

Proses investigasi tanah ini dijadwalkan selesai pada Januari 2017 mendatang, dan setelah itu nantinya akan dimulai proses konstruksi, yakni pembangunan pondasi.

Sebelumnya telah dilakukan pekerjaan pengadaan dan pemasangan pagar pengaman di sepanjang koridor Depot LRT Kelapa Gading, seperti pemotongan pohon eksisting, pembersihan lahan di sepanjang Koridor I dari Depot Kelapa Gading ke Velodrome, hingga penggalian tanah untuk mengecek kabel bawah tanah yang harus dilakukan secara manual.

Proyek LRT koridor ini praktis tidak menemui hambatan dalam pengerjaannya, karena tidak memerlukan pengadaan lahan lantaran menggunakan lahan milik Pemerintah Provinsi yang tidak lagi memerlukan proses pembebasan tanah.

LRT dalam kota sendiri dibangun oleh kontraktor BUMD Jakarta Property (Jakpro), dan dimulai dari koridor Kelapa Gading-Velodrome, sebagai bagian dari upaya mendukung penyelenggaraan ASEAN Games 2018.

 Sumber: dari berbagai sumber diolah