Saturday, July 23, 2016

Mencegah Cyberbullying Kepada Anak Kita

Mencegah Cyberbullying Kepada Anak Kita

Teknologi informasi saat ini berkembang sangat pesat. Kemajuan ini tidak mengjindarkan kita terhadap dampak yang ditimbulkannya baik yang bersifat negatif maupun positif terutama bagi kaum remaja dan anak-anak.

Sudah pasti dampak positif yang terjadi akan sangat banyak karena teknologi dibuat pasti dengan tujuan yang positif dan untuk kemajuan peradaban dan pengetahuan. Salah satu contoh penggunaan alat komunikasi online seperti smartphone, phablet maupun tablet dapat membantu semua orang yang menggunakannya mengembangkan kesempatan bersosialisasi, mempermudah cara berkomunikasi, menjalin pertemanan yang sebelumnya tidak pernah saling kenal lintas provinsi atau negara, dan juga dapat membuka akses informasi seluas-luasnya tentang ilmu pengetahuan, proses belajar siswa tanpa batas di seluruh dunia, akses berita seluruh dunia, informasi mengenai kesehatan, melakukan belanja dengan sistem online, akses informasi wisata dan banyak lagi yang semuanya bisa diakses tanpa batas negara di seluruh dunia.

Selain dampak positif tentu saja ada dampak negatif yang ditimbulkan. Antara lain semua orang di dunia ini dapat mengakses tanpa batas terhadap tayangan yang mengandung kekerasan, pornografi, perilaku konsumtif melalui iklan di internet, sexting, dan juga yang paling baru adalah cyberbullying terutama yang melanda anak kita. Menurut informasi, di Indonesia 55 persen anak-anak menjadi korban cyberbullying ketika berada di lingkungan sekolah dan 45 persen ketika berada di luar lingkungan sekolah.

Bagaimana cara mencegah agar anak kita tidak menjadi korban cyberbullying? Ada beberapa upaya pencegahan dampak negatif dunia digital ini yang telah direkomendasikan. Seperti misalnya anak-anak yang ingin memiliki akun di media sosial harus berusia minimal 13 tahun. Kemudian orang tua sebaiknya jangan memberikan akses internet dan televisi di kamar tidur anak, serta ikut memilih program televisi ataupun memilihkan media sosial yang sesuai dengan anak kita. Membatasi anak-anak dalam menggunakan internet, televisi dan alat digital lainnya maksimal 2 jam per hari. Berkoordinasi dengan guru di sekolah anak kita untuk mengedukasi mengenai bahaya cyberbullying karena komunikasi antara orangtua dengan anak atau guru dengan anak dapat membantu menyelesaikan masalah bila terjadi cyberbullying.

Jika anak sudah berada dalam tahap awal depresi sebagai korban cyberbullying, maka orangtua harus datang ke dokter anak untuk berdiskusi agar dicarikan jalan terbaik bagaimana cara yang paling bijak dalam menggunakan alat komunikasi online atau daring. 


EmoticonEmoticon