Tuesday, March 15, 2016

Taman Suropati

Taman Suropati

Taman Suropati (awalnya bernama Burgemeester Bisschopplein) adalah nama sebuah taman di Jakarta. Pada awalnya nama taman ini diambil dari nama Walikota (Burgemeester) Batavia yang pertama G.J. Bisshop (1916-1920). Taman ini merupakan pusat kawasan Menteng, berada tepat di antara pertemuan tiga jalan utama yaitu Menteng Boulevard (Jl. Teuku Umar), Orange Boulevard (Jl. Diponegoro) dan Nassau Boulevard (Jl. Imam Bonjol).

Pada mulanya berbentuk bukit, kemudian dipangkas dan sebagian tanahnya dibuang ke Jl. Besuki. Lapangan ini mulai ditanami pohon maupun bunga sejak 1920. Lapangan yang kini disebut sebagai Taman Suropati ini sejak tahun 1920 sudah menggantikan lapangan bundar yang luas dalam Rencana Moojen. Taman Suropati yang rindang, sejak beberapa tahun yang lalu dihiasi dengan patung-patung karya pematung dari seluruh ASEAN.


Terletak di Barat Laut Taman Menteng terdapat taman yang tak kalah terkenalnya: Taman Suropati. Disarankan jika ingin berkunjung ke taman ini pada pagi atau sore hari (menjelang senja). Di sini, udaranya lumayan segar mengingat banyak pohon rimbun. Di taman yang terletak depan Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta ini terdapat banyak patung karya seniman ASEAN. Jika berkunjung ke malam hari, khususnya weekend, bakal disuguhkan aksi seniman jalanan. Yang menarik ada semacam pertunjukan band indie/lokal, yang disertai parade biola dengan suara yang aduhai.

Tempat parkir di Taman Suropati sangat semrawut dan terkadang banyak pengunjung yang dikenakan tarif tidak masuk akal. Jika kita menyeberang ke tengah jalan terdapat patung Pangeran Diponegoro sedang menunggang kuda. Di sini terdapat hamparan bunga yang sangat eksotis, terutama sore hari dengan air mancur yang menambah kesejukan layaknya bukan sedang berada di Jakarta.

Di Taman Suropati tersedia berbagai macam fasilitas, seperti banyak bangku panjang, pepohonan yang rindang, air mancur di dua sisi kanan dan track untuk berlari. Serta terdapat ornamen-ornamen menyerupai tugu dan patung yang terbuat dari semen dan batu yang semakin memperindah tampilannya. Kalau ingin jajan, tak perlu khawatir, di sana juga terdapat penjual kudapan seperti tahu gejrot, siomay, mi ayam, dan minuman dalam kemasan.

Beranjak malam, taman yang telah berdiri sejak masa penjajahan Belanda itu semakin terasa romantis. Lampu-lampu yang menyoroti tidak begitu terang. Pasangan muda-mudi semakin mendominasi taman yang berbentuk lingkaran seluas 16.322 m2 itu.



EmoticonEmoticon