Sunday, July 24, 2016

Hemat Dengan Berkendara Secara Efisien

Hemat Dengan Berkendara Secara Efisien

Perjalanan keluarga menggunakan mobil pribadi untuk rekreasi, liburan yang harus menempuh jarak jauh memang mengasyikkan. Apalagi jika anggota keluarga yang ikut banyak, paling tidak 6 orang akan sangat menghemat biaya perjalanan ketika liburan. Sebagai pembanding misalnya perjalanan liburan dari Jakarta ke Yogyakarta dengan menggunakan kereta api, harga tiket per orang untuk high season bisa mencapai Rp. 500 ribu sekali jalan. Tetapi jika menggunakan mobil pribadi dengan asumsi konsumsi bahan bakar minyak rata-rata 1 liter  untuk 10 kilometer dan jarak antara Jakarta - Yogyakarta sekitar 600 kilometer, maka hanya dibutuhkan uang untuk membeli 60 liter Pertamax sebesar Rp. 441.000 (harga pertamax saat ini Rp. 7.350 per liter) sudah bisa mengangkut 6 orang sekali jalan.

Angka penghematan biaya perjalanan ini masih bisa ditingkatkan jika gaya berkendaranya benar sehingga bisa menghemat energi atau bisa disebut eco driving. Nah, apa sajakah gaya berkendara yang bisa menghemat energi itu, berikut ini ciri-cirinya:

  1. Start mesin tanpa menginjak pedal gas, jangan terlalu lama memanaskan mesin, paling lama 1 menit.
  2. Saat mulai melaju, pindahkan gigi dengan halus, injak pedal gas secara bertahap, hingga mencapai putaran mesin di 2000 rpm, hingga gigi tertinggi tercapai. Hindari akselerasi dan deselerasi secara mendadak. Untuk transmisi otomatis, masukkan persneling ke gigi D, dan injak pedal gas secara halus.
  3. Manfaatkan momentum mesin dengan teknik gliding, yaitu melepaskan gas untuk beberapa saat pada kondisi kecepatan ideal.
  4. Apabila berhenti untuk waktu lebih dari 30 detik, mematikan mesin akan menghemat konsumsi bahan bakar.
  5. Saat mengantri rapat atau medan menanjak, netralkan persneling (manual dan otomatis), gunakan rem tangan atau parking brake. Khusus saat akan maju kembali di medan menanjak, gunakan gigi 1  untuk kendaraan bertransmisi manual, atau posisi L (low gear) untuk transmisi otomatis.
  6. Deselerasikan kecepatan mobil dengan menurunkan  ke gigi lebih rendah dalam batas putaran mesin yang tepat. Acuan sederhana yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
  • Untuk kendaraan transmisi manual, setelah start pada gigi 1, pada kecepatan 20 kilometer per jam pindahkan ke gigi 2, demikian pada kecepatan 30 kilometer per jam pindah ke gigi 3, begitu mencapai 40 kilometer per jam pindah ke gigi 4, gunakan gigi 5 saat mencapai kecepatan 50 kilometer per jam, dan jika ada gigi 6, gunakan bila mobil memasuki kecepatan 60 kilometer per jam. Demikian sebaliknya untuk deselerasi, sesuaikan posisi gigi dengan panduan kecepatan diatas. Apabila mobil yang digunakan sudah ada eco-indicatornya dapat dipastikan bila memindahkan gigi sesuai anjuran diatas, lampu hijau tersebut akan menyala pada sebagian besar waktu perjalanan, dengan catatan akselerasi dilakukan secara halus dan gradual. Teknik engine brake ekstrim yang membuat mesin meraung ke 4000 rpm hanya digunakan dalam kondisi darurat.
  • Mobil bertransmisi otomatis (non-manual mode) cukup posisikan selektor di posisi drive (D) dan aktifkan mode eco jika ada, serta injak pedal gas secara halus. Saat memasuki medan menanjak, bergantung pada elevasi medannya, turunkan gigi ke posisi 3 atau 2 sesuaikan dengan kebutuhan torsi yang diinginkan. Untuk mobil bertransmisi otomatis, engine brake akan terjadi dengan sendirinya saat laju kendaraan dikurangi. Manual engine brake dengan menurunkan gigi pada putaran mesin yang masih tinggi, berpotensi mempercepat depresiasi kopling transmisi. Gunakan kick down seperlunya saja, misalnya saat membutuhkan torsi instan untuk mendahului kendaraan yang berjalan di bawah batas kecepatan minimum yang disyaratkan atau dibawah batas kecepatan maksimum yang diizinkan (perhatikan rambu petunjuk batas kecepatan).
  • Sedikit berbeda untuk mobil transmisi otomatis yang dilengkapi mode sekuensial, pedoman transmisi manual dapat diikuti. Isilah tekanan angin ban sesuai anjuran dari pabrik mobil. Biasanya stiker petunjuk besar tekanan ditempel pada bagian  dalam pintu. Sesuaikan dengan muatan yang diangkut. Jika beban penuh, isi ban dengan tekanan angin maksimal yang diperkenankan. Contoh untuk mobil saat membawa beban maksimal, isi ban dengan tekanan angin 38 psi (depan) dan 44 psi (belakang). Ban yang kurang angin akan mempengaruhi stabilitas mobil, serta menambah banyak konsumsi BBM.
Dengan mengikuti kaidah-kaidah mendasar mengenai berkendara hemat dan aman, diharapkan dapat menambah pengelaman yang menyenangkan ketika kita berlibur bersama keluarga dengan menggunakan mobil.


EmoticonEmoticon