Tuesday, June 21, 2016

Bagaimana Mengatur Keuangan Di Bulan Ramadhan?

Tags

Bagaimana Mengatur Keuangan Di Bulan Ramadhan?

Sudah menjadi cerita klasik bahwa di bulan Ramadhan pengeluaran rumah tangga pasti akan membengkak. Sebab utamanya berasal dari peningkatan harga kebutuhan pokok dan juga keinginan untuk berbelanja karena sudah pasti jelang lebaran banyak toko baik online maupun online yang menawarkan banyak diskon. Contoh belanja jelang lebaran yang sering dilakukan banyak orang adalah belanja baju yang sebenarnya hanya dipakai sekali atau dua kali dalam setahun. Hal ini sebenarnya merupakan pemborosan dan bersifat membuang uang. Di bulan Ramadhan pastinya akan ada penambahan penghasilan karena THR dan sebagainya. Bertambahnya penghasilan ini seharusnya diikuti oleh penambahan aset finansial kita.

Penghasilan yang bertambah di bulan Ramadhan yaitu dari Tunjangan Hari Raya (THR) ditambah gaji bulanan yang jumlahnya bisa satu atau bahkan dua kali lipat memang harus diatur penggunaannya agar bisa menambah aset finansial kita. Ada banyak orang yang berpendapat bahwa uang THR harus dihabiskan karena untuk merayakan hari Lebaran, tapi ini adalah anggapan yang salah. Gaji bulanan adalah merupakan pemasukan rutin setiap bulan yang digunakan untuk membayar semua pengeluaran rutin setiap bulan seperti listrik, air minum, cicilan rumah, uang sekolah, iuran sampah dan keamanan, belanja kebutuhan bulanan, transportasi, gaji asisten rumah tangga, dan sebagainya. Sedangkan THR adalah pemasukan yang tidak rutin setiap bulan kita dapatkan yang biasanya kita gunakan untuk biaya membeli hadiah lebaran, biaya mudik, memberikan uang kepada anak-anak atau keponakan, biaya wisata lebaran, dan sebagainya. Selain untuk keperluan tersebut tadi, sisa dana THR juga bisa digunakan untuk tambahan investasi atau membuat dana untuk menambah simpanan darurat yang sewaktu-waktu bisa digunakan ketika ada keperluan mendesak.

Dana THR yang kita dapatkan harus digunakan untuk kesejahteraan keluarga secara maksimal. Setengah porsi dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Hari Raya seperti biaya mudik, membeli atau membuat makanan untuk hari lebaran, membeli baju lebaran, membayar zakat, sedekah dan untuk bantuan sosial lainnya serta tidak boleh lupa memberi THR bagi asisten rumah tangga kita.

Kemudian setengahnya lagi dapat digunakan untuk menambah investasi bagi keluarga. Investasi yang sangat sering dilakukan oleh sebagian besar orang adalah membeli emas. Selain bisa digunakan untuk perhiasan di hari lebaran juga mempunyai nilai yang stabil untuk investasi. Selain emas dalam bentuk perhiasan juga bisa berbentuk batangan atau yang disebut logam mulia, tapi bentuk emas ini hanya bisa untuk investasi saja dan tidak bisa dugunakan untuk perhiasan. Selain emas juga bisa investasi berbentuk reksa dana yang hasilnya baru kelihatan di jangka panjang jadi membutuhkan kesabaran dan juga ketelitian dalam memilih reksa dana karena mengandung investasi beresiko tinggi.

Bagaimanakah cara mengatur pengeluaran keuangan di bulan Ramadhan ini agar bisa efektif penggunaannya? Berikut pembagian pengeluaran menurut jenisnya yaitu:

Pertama,

Pengeluaran rutin untuk membayar tagihan listrik, internet, gaji asisten rumah tangga, belanja bulanan dan harian, iuran sampah dan keamanan, uang sekolah anak, biaya transportasi, biaya telepon rumah dan handphone, perawatan kendaraan, biaya parkir dan tol, uang jajan, dan sebagainya.  Diusahakan pengeluaran stabil setiap bulannya.

Kedua,

Pengeluaran rutin karena hutang atau pinjaman dalam bentuk cicilan setiap bulan. Sesuaikan hutang atau pinjaman dalam bentuk cicilan setiap bulan sebesar kurang dari 30 persen dari gaji bulanan.

Ketiga,

Pengeluaran untuk kebutuhan investasi rutin sebaiknya dialokasikan antara 5 - 10 persen dari gaji bulanan dan pilihlah investasi yang cocok sesuai kebutuhan dan rencana keuangan kita.

Keempat,

Pengeluaran tidak terduga dan mendesak seperti biaya rumah sakit jika ada anggota keluarga yang sakit, kemalangan, dan sebagainya.

Kelima,

Pengeluaran untuk gaya hidup. Di bulan puasa ini sangat banyak pengeluaran untuk gaya hidup, misalnya undangan reuni yang dibarengkan dengan acara buka bersama. Seringkali acara ini dilakukan hampir setiap hari selama bulan puasa, terutama pada minggu kedua sampai keempat. Praktis dalam empat hari kerja bisa ada undangan buka bersama. Untuk itu perlu adanya kontrol pengeluaran paling tidak alokasikan sebesar 20 persen dari gaji bulanan untuk kebutuhan gaya hidup ini. Jika ingin lebih banyak uang untuk buka puasa bersama karena sudah mendapatkan THR, anda bisa mengalokasikan dana lebih besar dari 20 persen tadi, tapi tetap harus kontrol dan sisihkan untuk kebutuhan lainnya.

Semoga bermanfaat.


EmoticonEmoticon