Wednesday, March 16, 2016

Jembatan Suramadu

Jembatan Suramadu


Tak butuh waktu lama bagi Jembatan Suramadu untuk menjadi terkenal. Pasca dibuka oleh Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 Juni 2009 jembatan ini langsung mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia. Jembatan penghubung antara Surabaya dan Madura ini memiliki panjang 5.438 meter dan lebar sekitar 30 meter menjadikannya sebagai jembatan terpanjang di Indonesia.

Tak hanya sebagai jembatan penghubung dua wilayah saja, Suramadu juga menjadi ikon populer bagi Surabaya. Desain yang megah dipadu dengan birunya langit membuat siapa saja yang datang ke Surabaya pasti ingin melintas di atas jembatan ini. Ingin mendapatkan sensasi yang lebih menakjubkan? Datang saja saat malam hari, inilah waktu terbaik untuk menikmati keindahan Suramadu. Pancaran sinar lampu akan membuat jembatan makin terlihat megah.

Jembatan Terpanjang di Indonesia

Posisi jembatan terpanjang di Indonesia yang sebelumnya dijabat oleh Jembatan Posopati berhasil direbut Jembatan Suramadu dengan panjang dua kali lipat dari jembatan yang berada di Bandung itu. Dengan panjang 5.438 m, jembatan ini menjadi jembatan terpanjang yang ada di Indonesia untuk saat ini.

Biaya Masuk

Jembatan Suramadu sebenarnya adalah sebuah jalan tol dengan sedikit perbedaan, yaitu diperbolehkannya kendaraan roda 2 dan sejenisnya untuk melalui jembatan ini.

Sebagaimana jalan tol pada umumnya, jembatan ini pun mempunyai tarif apabila anda ingin melaluinya. Biaya masuk Jembatan Suramadu terbagi menjadi enam golongan per 1 Maret 2016, yaitu:

  • Sepeda Motor  : Gratis.
  • Golongan I       : Rp. 15.000.
  • Golongan II      : Rp. 22.500.
  • Golongan III     : Rp. 30.000.
  • Golongan IV     : Rp. 37.500.
  • Golongan V      : Rp. 45.000.

Sejarah Pembangunan Jembatan Suramadu

Ide pengadaan Jembatan Nasional Suramadu ini sebenarnya telah berlangsung lama, yang dimulai pada tahun 1960-an. Kala itu salah satu guru besar ITB, Prof Dr Sedyatmo (alm), mengusulkan untuk menghubungkan Pulau Jawa dengan Sumatera yang disambut baik oleh segenap kalangan dengan dibuatnya desain jembatan di tahun 1965. Ide dari Prof Dr Sedyatmo kemudian menular pada Presiden Soeharto yang bahkan ingin pula membuat jembatan penghubung tidak hanya Jawa-Sumatera, namun juga Jawa-Bali dan Jawa-Madura. B. J. Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi diminta untuk mengkaji pembangunan tiga jembatan yang dikenal dengan nama Proyek Tri Nusa Bima Sakti. Dari kajian tersebut diketahui bahwa jembatan yang paling mumpuni untuk dibangun terlebih dahulu adalah jembatan Jawa-Madura. Hal ini dikarenakan ada beberapa kendala untuk pembangunan dua jembatan lainnya, yakni dana besar dan teknologi yang mumpuni serta merusak habitat burung jalak bali yang ada di Taman Nasional Bali Barat.

Ide pembangunan Jembatan Suramadu terus dikembangkan hingga pada masa kepemimpinan Presiden B.J. Habibie melalui Keputusan Presiden, Nomor 55 Tahun 1990. Pembebasan lahan pun mulai dilakukan baik di sisi Surabaya ataupun Kamal, Madura, meski masih belum menampakkan bentuk fisik jembatan. Di masa Presiden Megawati Soekarnoputri, baru dilakukan peresmian pembangunan pada 20 Agustus tahun 2003 dan baru dibuka pada 10 Juni 2009 dengan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Konstruksi jembatan dengan lebar mencapai 30 meter ini menyerupai jembatan Golden Gate yang berada di San Fransisco, AS. Jembatan Nasional Suramadu menyediakan empat lajur dua arah dengan lebar 3.5 meter dan dua lajur darat dengan lebar 2.75 meter. Ada pula lajur khusus bagi pengendara motor yang berada di setiap luar sisi jembatan.

Jembatan Nasional Suramadu sendiri terdiri dari tiga bagian yakni causeway atau  jalan layang, approach bridge atau jembatan penghubung dan jembatan utama. Jalan layang berfungsi untuk menghubungkan jembatan dengan jalan darat di kedua sisinya melalui perairan dangkal. Jalan ini memiliki 36 bentang dengan panjang mencapai 1.458 meter di sisi Surabaya dan 45 bentang dengan panjang mencapai 1.818 meter di sisi Madura. Sementara jembatan penghubung terbagi menjadi dua bagian dengan panjang maasing-masing mencapai 672 meter. Dan yang terakhir jembatan utama yang terdiri dari tiga bagian, yakni dua bentang samping dengan panjang 192 meter dan satu bentang utama yang memiliki panjang 434 meter. Konstruksi jembatan ini menggunakan cable stayed yang ditopang oleh menara kembar setinggi 140 meter. Ada ruang bebas setinggi 35 meter dari permukaan laut yang membuat pembangunan jembatan ini memakan waktu lama dan penambahan biaya.

Jembatan Nasional Suramadu tidak hanya menampilkan kemegahan konstruksinya namun juga memiliki pemandangan yang tak kalah menakjubkan. Lampu-lampu yang menghiasi jembatan ini kala malam hari menjadi pilihan sejumlah fotografer untuk mengabadikannya. Jika anda menggunakan roda dua, anda perlu berhati-hati karena anginnya cukup kencang. Selain itu, anda perlu berhati-hati ketika hendak berfoto di atas jembatan pasalnya ada sejumlah titik dimana anda tidak diperkenenkan berhenti. Alih-alih bisa berfoto, anda mungkin akan ditilang polisi.


EmoticonEmoticon